Home › Ekbis › Edy Natar: Riau Bentuk Program Ekstra Peningkatan Produksi Padi
Libatkan Seluruh Bupati dan WalikotaÂ
Edy Natar: Riau Bentuk Program Ekstra Peningkatan Produksi Padi

Plt Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.
PEKANBARU, Tabloid Diksi - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Edy Natar Nasution langsung bergerak cepat dengan mencanangkan Gerakan Daerah dalam rangka penyediaan pangan melalui program ekstra peningkatan produksi padi di Provinsi Riau. Hal itu disampaikannya, Rabu (08/11/2023) setelah kembali dari Jakarta menghadap Menteri Dalam Negeri.
“Karena ini merupakan Gerakan Daerah, maka kita meluncurkan program ekstra yang langsung kita mulai dari sekarang, dengan target sasaran dengan harapan mulai menampakkan hasil berupa peningkatan produksi padi pada tahun 2024 dan juga berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya,” ujar Plt Gubernur memulai keterangan.
-
Disampaikannya, mengacu data BPS sesuai Angka Tetap tahun 2022 dan Angka Sementara 2023, produksi beras kita sekitar 213 ribu ton, dimana Riau baru dapat memenuhi kebutuhan beras sekitar 25 (dua puluh lima) persen dari produksi sendiri. Sementara itu target pada akhir periode RPJMD (tahun 2024) kita harus bisa mencapai 50 (lima puluh persen).
"Dengan sisa waktu ini, memang sulit bagi kita mencapai target sasaran sebesar itu, namun demikian, justru kita harus bertindak cepat dengan melaksanakan program ekstra, terutama dalam bentuk Gerakan Daerah secara bersama-sama," ujarnya.
-
Untuk itulah, lanjut Edy Natar, perlu diambil langkah-langkah strategis guna mengatasi akar permasalahan mengapa Provinsi Riau sulit mencapai target produksi pangan khususnya padi yang menghasilkan beras.
“Setelah kami cermati di lapangan dengan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, permasalahan dan kendala utama kita adalah keterbatasan infrastruktur pertanian, yaitu fungsi sistem irigasi yang belum memadai. Ketersediaan air merupakan faktor terpenting bagi para petani untuk menjaga produksi terutama melalui skenario teknis peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi. Kita harus mampu menanam minimal dua kali setahun, sehingga ketersediaan air adalah kuncinya, sementara, saat ini fungsi jaringan irigasi di Provinsi Riau masih belum optimal, bahkan hanya tiga puluh persen yang berfungsi dengan baik dan mungkin malah di bawah itu,” urainya.
-
Komentar Via Facebook :