Home › Ekbis › Hidup Sulit, Orang RI Makan Tabungan
Analisa Empat Ekonom
Hidup Sulit, Orang RI Makan Tabungan

JAKARTA, Fenomena orang Indonesia menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari alias makan tabungan mengemuka belakangan ini. Fenomena tersebut mencuat dari survei yang dirilis oleh Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
BI merilis data Survei Konsumen per Oktober 2023 yang menunjukkan banyak warga Indonesia harus menggunakan tabungannya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019.
Menanggapi fenomena tersebut, 4 ekonom mengajukan pendapat yang berbeda-beda mengenai penyebab orang RI makan tabungan. Ada yang menilai fenomena ini muncul sebagai dampak dari strategi pemulihan ekonomi Indonesia pasca Covid-19, sementara ekonom lainnya berpendapat bahwa kenaikan harga menjadi biang keladi masalah.
-
Berikut pendapat 4 ekonom dari berbagai lembaga.
1. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal.
-
Faisal berpendapat, penyebab umum orang RI makan tabungan adalah biaya hidup yang semakin mahal dan pendapatan masyarakat yang cenderung tetap. Namun, Faisal lebih menyoroti masalah kenaikan harga sebagai biang keladi terjadinya fenomena makan tabungan.
Ia menyebut, inflasi tahun ini relatif lebih, namun kondisi melambatnya perekonomian Indonesia membuat daya beli masyarakat semakin tergerus dengan kenaikan harga.
-
"Dalam kondisi ekonomi tumbuh lebih lambat, walaupun inflasi lebih rendah akan melemahkan dari sisi daya beli," kata Faisal.
Penyumbang inflasi terbesar hingga November adalah komoditas harga pangan bergejolak atau volatile food, seperti beras. Inflasi di komoditas itu, menurutnya, memukul kalangan masyarakat bawah yang menggunakan sebagian besar tabungannya untuk makanan. "Kalangan bawah sebetulnya lebih rentan terhadap inflasi pangan," katanya.
-
2. Peneliti LPEM FEB UI Teuku Riefky.
Teuku Riefky mengatakan, data BI menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang tergerus tabungannya paling dalam adalah masyarakat kalangan bawah. Hal itu terjadi karena kenaikan harga-harga bahan makanan, terutama beras.
-
"Ini yang nampaknya mendorong adanya penggunaan tabungan oleh sebagian kelompok masyarakat termiskin," ujar Riefky.
Ia mengatakan masalah tersebut sudah coba diantisipasi pemerintah dengan menambah bantuan sosial, lalu kemudian menambah impor beras sehingga harga lebih terkendali.
"Tapi memang ini butuh beberapa waktu untuk kemudian bisa terlihat dampaknya di data ekonomi," ujarnya.
-
3. Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda.
Nailul Huda berpendapat faktor yang paling berpengaruh pada fenomena makan tabungan adalah konsumsi masyarakat. Dia bilang konsumsi masyarakat tetap meningkat, namun tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan yang signifikan. Merujuk data dari BPS, kata Nailul, kenaikan paling cepat adalah konsumsi telekomunikasi dan transportasi; serta restoran dan hotel.
-
-
-
-
-
-
Komentar Via Facebook :