Home › Artikel › Kebangkitan Pemuda Dari Sejarah Perjuangan hingga Tantangan Zaman
Kebangkitan Pemuda Dari Sejarah Perjuangan hingga Tantangan Zaman

Nofri Yandri Yulan SPi, Sekretaris DPD KNPI Riau
PEKANBARU, Tabloid Diksi – Pemuda harus bangun dari tidur panjang dan menyadari bahwa perannya tidak hanya sebagai subjek, tetapi juga sebagai objek perubahan. Apa yang dilakukan hari ini akan berdampak pada masa depan.
Kaum muda harus berperan aktif dan mewarnai perubahan di berbagai bidang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sosok kaum muda memiliki karakter unik yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya maupun setelahnya. Beberapa di antaranya adalah semangat yang selalu bergelora, keberanian mengambil risiko besar, energi yang tinggi, serta pandangan jauh ke depan. Tidak ada perubahan sosial di muka bumi ini yang terjadi tanpa peran kaum muda.
-
Sebagai contoh, Revolusi Prancis yang menumbangkan monarki dan gereja di Abad Pertengahan digerakkan oleh kaum intelektual muda. Tokoh-tokoh seperti Jean-Jacques Rousseau dan Montesquieu menjadi motor penggerak revolusi yang menandai era baru serta mengilhami kebangkitan Renaisans di Eropa. Di Rusia, Revolusi Bolshevik berhasil menumbangkan Tsar Nicholas II dan dinasti Romanov.
Demikian pula dengan Revolusi Hungaria yang dipelopori oleh para pemuda dan mahasiswa yang menentang pendudukan Uni Soviet dan pemerintahan boneka. Gelombang revolusi kaum muda kemudian merambah ke Eropa Barat sepanjang tahun 1960-an. Salah satu negara pertama yang merasakan dampaknya adalah Spanyol, di mana para pemuda bangkit menentang diktator Jenderal Franco pada tahun 1965.
-
Di dunia Islam, terutama di Asia dan Afrika, para pemuda menjadi pelopor perlawanan terhadap penjajahan sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1970-an. Revolusi Aljazair pada tahun 1954, misalnya, memaksa Prancis angkat kaki dari negara tersebut. Sementara itu, pemuda Mesir berhasil mengusir Inggris dari negaranya.
Di Indonesia, sejarah perjuangan pemuda tercatat mulai dari Era Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, perlawanan terhadap Orde Lama tahun 1966, gerakan reformasi melawan Orde Baru tahun 1998, hingga Era Reformasi saat ini. Menurut Taufik Abdullah, kaum muda lebih cepat dalam mengupayakan perubahan sosial dan merumuskan kembali peran mereka. Sutan Sjahrir dalam suratnya dari Penjara Cipinang dan pembuangannya di Boven Digul mengutip penyair Jerman, Friedrich Schiller, yang berkata, "Und setzt ihr nicht das Leben ein, nie wird euch das Leben gewonnen sein" yang berarti "Hidup yang tidak dipertaruhkan, tak akan bisa dimenangkan."
-
Komentar Via Facebook :